Sabtu, 21 Februari 2009

Tekhnologi?

dulu masih terngiang ketika sang mendiang berkata
Tekhnologi adalah teman kita
yang akan membangun martabat manusia
agar menjadi aman dimasa depan

tapi kini

kulihat setiap hari
penghancuran merajalela
pembantian ribuan nyawa hanya dalam sekejab mata
lalu jiwa-jiwa itu siapa punya?

msih teringat juga ketika akan bermain
aku perlu temanteman sebaya
sambil mencoba mengenal mereka ketika tertawa, ketika terluka, ketika terduka.
disitulah aku belajar etika, belajar mengasihi
belajar berjuang tetapi tidak mementingkan diri sendiri.
tapi kini....

bocah-bocah yang semestinya lugu
dicekoki budaya-budaya nafsu
diajari mementingkan diri sendiri
tidak perlu orang-orang yang disayangi
tempat ia berbagi.

begitu juga orang-orang tua
mengejar juga kemewahan dunia
demi prestise dari tetangga
rela korbankan harga diri dan hati nurani
dan menyerahkan tanggungjawab anak pada si bibi

dalam acara keluarga malam hari
orang tua dan anak bersams dengan gembira
menikmati pantat penyanyi penuh birahi
yang sebentar kemudian diselingi iklan
yang mengumbar dada dan paha

atau... jika bosa
pencet saj angka saluran berita
yangengajarkan ilmu kekerasan dan tindak pidana
memberi inspirasi orang-orang sakit hati

bagi gadis remaja dan ibu rumah tangga
tentu lebih memilih telenovela datausinetron keuarga
jangan ditanya isisnya,
tentu rebutan suami atau istri orang lain
dalam pembenaran perceraian dengan alasan "cinta"
atau drama remaja yang dengan indahnya memaparkan
anak belia smp sma rebutan pria.

ini nih tidak mau kalah
para jawara
dulu dianggap tahyul, mitos belaka
sungguh memalukan jika percaya, katanya
sekarang jangan panggil mereka duku
itukan klenik, musryk
panggil mereka ahli parapsikologi metafisika, atau para normal
kan mirip paramedis sebutannya, biar dikira setara

tak heran jika kini kita temui
setan setan cantik tekun beragama
iblis iblis rohani penolong manusia
yang dengan asyik dikhayalkan pemirsa
dari yang kanak kanak hingga yang tua

Tidak ada komentar: