Senin, 29 Desember 2008






photo-photo Yosua Anasthadifa yang Keren

Selasa, 16 Desember 2008

Mati

Mati,
Apa artinya jika semua sudah pasti.
Pasti memang
tetapi kapan mati?
Bagaimana mati?
Untuk apa mati?
Mengapa mati?
Siapa yang mati?
Apanya yang mati?

Oh semua tidak berarti,
Kecuali …..
Kemana setelah mati


created by Penyair Amatir

Untuk Apa Hidup Ini

???

Untuk apa hidup ini
Jika hanya untuk tawa
Untuk apa tertawa
Jika masih ada tangis,
Untuk apa menangis,
Jika kesedihan tak kunjung hilang,
Untuk apa bersedih,
Toh masalah tak terselesaikan,
Untuk apa bergumul dengan masalah,
Jika tidak membuat kita dewasa.
Untuk apa menjadi dewasa,
Jika tidak mengenal arti cinta.
Dan untuk apa mencintai,
Jika bukan refleksi hati.

Hidup yang tidak pernah dipertanyakan
adalah hidup yang tidak pantas dijalani
(Sokrates)

Penyesalan

kesedihan … saat kutatap gambaran,
kurindukan, namun tak dapat kukatakan,
kucintai,toh tak dapat kumiliki,
hu… desah hati yang miskin kasih ini.
Jauh engkau disana, dan
Tak dapat kugapai, walau sekedar senyuman.

Kata-kata mesra kini apa guna
Karena engkau telah pergi membawa luka dihati
Maaf…..kukatakan
Namun apakah terdengar? Walau sayup-sayup?
Yah engkau telah pergi tinggalkan kenangan
indah saat-saat penantian
kini aku hanya dapat berkata,
jangan lupakan aku?
Meski hanya angan-angan.
Andai saja kini dalam kekekalan,
Sehingga kita tidak terpisah jarak, ruang, dan, waktu
Ingin ku ulang dan kusampaikan
I still love you



Kita menyadari seseorang begitu berarti bagi kita ketika
Ia tidak lagi bersama dengan kita.
(Jeffry)

Rabu, 03 Desember 2008

Kasih 2

AKU SI KASIH (II)

Aku, si Kasih,
Telah lama mengembara,
Di hati anak-anak manusia.
Bersama mereka aku bahagia,
Sebab aku memberikan sukacita.
Tetapi aku sering kasihan,
Melihat orang-orang yang mencari aku,
Tetapi tidak dapat memilikiku.
Bukannya aku sombong, tetapi hati mereka tertutup, pikiran mereka kalut
Sehingga tidak mungkin aku masuk dan menghuni ruangan disana.
Bahkan ketika kukatakan pada mereka, “aku mau masuk dalam hidupmu”
Tetapi kamu harus menceraikan si Tidak mau mengampuni.” Ternyata mereka memilih tidak mau mengampuni, dan tetap membuang aku. Katanya, “biar aku mencari kasih yang lain, silahkan pergi dari sini”.
Tetapi anehnya, mereka tetap menginginkanku, meskipun mereka telah banyak mendapatkan kasih yang lain.
Mereka mendapat cinta karena harta, kasih yang pura-pura, cinta birahi, dan sebangsanya, Mereka tetap tidak bahagia.

Ada seorang gadis manis berpakaian bak putri raja bertanya:
“ bagaimana aku dapat memilikimu, menyuntingmu dalam ikatan tanpa nafsu”
Kataku :” engkau dapat menyuntingku jika hatimu tergerak dan tanganmu terulur memberi derma kepada yang menderita dan miskin papa dengan tanpa prasangka.”
kemudian datang pula pemuda gagah perkasa yang berkata:
“apa syaratnya agar aku dapat meminangmu, bersanding denganmu.”
Jawabku: ” engkau dapat meminangku jika kau buang keangkuhanmu, kekerasan hatimu, dan menjadi lembut, terbuka bagi yang terhina”.
Kemudian datang sepasang suami istri. Si suami bertanya bertanya padaku ”bagaimana aku dapat memilikimu sebagai anak yang keluar dari rahim istriku.” Jawabku “ engkau dapat memiliki aku sebagai anak yang keluar dari rahim istrimu jika kesetiaan dan komitmen , menjadi dasar hubungan kalian. Dan jika cinta mula-mulamu pada istrimu tidak menjadi hambar, pudar melainkan bertumbuh sejalan dengan usia yang semakin renta.”
Si istri kemudian berkata dengan nada meminta: “ maukah Engkau singgah dan berdiam dirumahtanggaku?” Aku kini menjawab” aku pasti datang, berdiam pada rumah tanggamu jika kalian saling menghormati, menghargai, menganggap kepentingan pasanganmu sama pentingnya dengan kepentinganmu. Aku pasti masuk dalam rumah tanggamu jika engkau berlaku sebagai penolong, dan bukan perongrong. Beranilah untuk dipimpin, tetapi aktiflah memberi suport dan semangat. Hiaslah hatimu, bukan saja tubuhmu.”
Datang pula seorang pekerja kepadaku, katanya “bersamamu, banyak orang yang bahagia, aku ingin menjadi pengikutmu” aku pun menjawab: “ engkau dapat menjadi pengikutku bila engkau berhenti menjilat, dan bila pemberianmu, tiada pemrih atau imbalan seperti kekuasaan dan kenaikan jabatan. Ketekunanmu janganlah untuk dilihat atasan. Bekerjalah dengan gembira. Selama engkau suka menerima suap, dan mau menolong jika ada keuntungan yang kau peroleh, engkau bukanlah pengikutku.”

Aku kasih kini aku harus pergi,
Kembali mengembara dihati setiap anak-anak manusia.
Dan berdiam disana jika mereka mau bahagia.
Akupun bahagia bersama mereka.



by: Penyair Amatir

kasih

Aku Si Kasih
Namaku Kasih.
Aku pernah berjumpa dengan si Dungu yang sedang ke kota waktu itu.
Ketika kutanya, dia berkata “aku mau kaya.”
“Sebab dengan kekayaan, aku akan bahagia.” “aku dapat memiliki segalanya” Katanya.
Aku manggut-manggut, tetapi tidak mengiyakan.
Tetapi aku tahu dia tidak bahagia dan tidak akan bahagia,
Karena dia tidak memiliki aku.
Dan dugaanku benar. Sebab kemarin lusa koran memberitakan
Si Dungu bunuh diri minum racun serangga,
Meninggalkan harta yang dimilikinya, secarik surat, menyatakan bahwa dia merindukan aku,
“Kasih.” Namun aku telah pergi jauh darinya

Pernah pula kujumpai Si Bebal.
Di acara pemakaman Si Dungu itu.
Sesumbar dia berkata :
“ si Dungu meninggal karena memiliki harta tanpa kuasa. Sebab tidak selamanya, dengan kekayaan dapat memiliki kekuasaan. Tetapi dengan kekuasaan aku akan memiliki kekayaan, Kehormatan, dan segalanya, bahkan kebahagiaan.”
Kemudian ia berkata dengan bangganya sambil menunjuk seseorang yang sedang datang “lihat itu, dia akan tunduk kepadaku!”
Aku pun manggut-manggut, tetapi tidak menggiakan.
Tetapi aku tahu pasti dia tidak akan bahagia, karena dia tidak memiliki segalanya.
Yaitu aku “KASIH”.
Waktulah yang membuktikan, ternyata dugaanku pun benar.
Tadi, baru saja aku mendapat sms, memberitahukan bahwa si Bebal pun meninggal, dengan menyuntikan obat bius dilengannya.
Aku tidak sedih atas kematian mereka, bagiku jiwa mereka sudah lama mati.sebab mereka tidak ada aku dihatinya. Perkara kematian fisik, mereka tinggal tunggu waktu saja.

Namun Si pandir berkata: “ si Tolol, Si Goblok, dan si Bloon tidak memilikimu, tetapi nyatanya mereka tidak bunuh diri!”
lagi-lagi aku hanya manggut-manggut tetapi tidak menggiakan, sebab meskipun demikian mereka tidak bahagia, demikian juga si Pandir. Hati mereka telah mati, jiwa mereka telah membusuk di dalam tubuh yang tanpa diriku.
Hidup yang tidak layak dijalani, apa lagi dibanggakan, pikirku.
Lalu, … kini, …
Yah, Sekarang aku menjumpai mu si Bodoh (semoga hari ini Engkau Pintar).
Maukah engkau bahagia?
Milikilah aku “KASIH!”.


By: Penyair Amatir

Salib atau nasib

Salib/Nasib

Nasibkah yang menggerakkan dunia?

Jika ya, untuk apa kita berlari
Mengejar mimpi
Yang siang malam menghantui hari?
Untuk apa kita berpeluh
Menyongsong kesempatan
kalau-kalau datang membawa perubahan?

Jika tidak
Dari mana kita kan dapatkan kekuatan
Untuk menapaki kekecewaan
Ketika kepahitan memberi rasa
Dan kepedihan memberi warna?

Tetapi jika harus memilih,
Lebih baik kuperjuangkan cintaku
Meski terkadang hampirku tak mampu
Menahan salib
Yang tidak pernah berubah menjadi bandul kalung
Atau hiasan kuping dan pusar perawan.

Ternyata salib tetap salib
Membutuhkan keringat dan darah yang muncrat
Untuk dapat aku mengangkat,

Ternyata,
Dari setiap tetesan rintih dan aliran keluh itu
Kurasa ada cinta ilahi
Yang tidak akan mati
Meski raga telah berhenti
Menyusuri ini bumi.