Senin, 26 Januari 2009

topeng monyet

sakita hari terasa begitu nyeri
ketika sembilu di dada menorrehkan luka
dengan diam kucaoba tutupi ini derita
tetapi tak kuasa juga airmata menetes dari pelupuk jiwa

saat bocah itu menyanyi, hatinya berbicara "lapar"
hati manusia tentu segera iba.
namun sayang, yang disana bukan manusia
sekedar binatng cerdas sejenis kera yang berjalan dengan kakinya.
sehingga hanya acuh saja mereka berlalu
meninggalkan harapan bocah yang bernyanyi.

topeng monyet-topeng monyet
kapankah kau menjadi manusia
tidakkah kau sadari tubuhmu berpakaian, tetapi hatimu telanjang.
tidakkah kau sadari kemaluan jiwamu terlihat mengangkang.

topeng monyet-topeng monyet
engkau pintar, engkau lucu, engkau cerdik
tetapi tetap saja engkau hanyalah seekor monyet.
engkau berkuasa, engkau memerintah
tetapi sekali monyet tetap monyet.

topeng monyet-topeng monyet
janganlah engkau marah
menari sajalah mengikuti kendang kecapi
sambil berdoa memohon hati manusia.

aku tidak tahu mengapa engkau bisa berkuasa.
tetapi bukankah negri ini memang panggung sandiwara?
sandiwara topeng monyet yang melakonkan anjing sebagai tunggangannya.

topeng monyet-topeng monyet
mintalah hati manusia
sebab rakyatku ingin kau mainkan cerita
rakyatku ingin engkau memimpin negerinya
dan melalui suara anjing-anjingnya
ingin engkau melakonkan cerita "monyet jadi raja"

topeng monyet-topeng monyet
biar rakyatku terus tertawa,
karena peranmu lucu dan mempesona.
biar rakyatku sedikit tertawa
ditengah-tengah jeritan perut dan gemetarnya lutut.
biar rakyatku mati kelaparan sambil tertawa
karena toh kebodohan mereka juga sehingga memilihmu menajdi pemimpin mereka.