Sabtu, 21 Februari 2009

Buat Nietczhe dan Marx

apakah yang paling menyedihkan
selain kesepian ditengah hiruk pikuknya peradaban
bukan salah siap-siapa
jika terlalu banyak jiwa merana
sebab siahli pikir telah tiada setelah kacaukan segalanya
bukankah menurutnya "Sang Penjaga" adalah
pemenjara kebebasan manusia
katanya manusia akan menjadi sempurna jika tanpa agama
buktinya katanya:" nyatanya pedang agama telah menyembelih jutaan manusia"

tetapi jika tanpa hukum ilahi,
apa alasan manusia menghargai nyawa sesamanya?
memang kata kata pusaka pernah ditafsirkan untuk menindas sesama
tetapi bukankah makna hakiki msih terus terpatri di setiap sanubari?
"kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri"

bukankah setealh paraa dajjal itu tiada dia wariskan kekerasan dimana-mana?
itukah kesempournaan yang di impikannya?

oh..ho..ho audubilahminzalikh
nyawa manusia kini dipandang tiada berharga
perang adalah jalan keluar mengusir kesepian
kedamaian adalah slogan untuk merebut kekuasaan

haruskah kita bersuka karena warisannya?
atau terhisap dari eforia retorika?

Tidak ada komentar: